Sabtu, 28 September 2019

Aku dan Kertas Kosong.

       


     PUKUL menunjukkan 1.12 saat aku melihat di desktop komputer kantor, setelah memastikan 
e-mail yang ku kirim benar-benar terkirim kepada penerima. Aku tak memaksakan diri meskipun ini hari minggu, hanya mulai terbiasa saja dengan kondisi ini yang secara tak sengaja saya latih bertahun-tahun yang lalu, seolah tiada hari esok aku terus memantaskan diri untuk menjadi orang yang setidaknya berguna untuk diri sendiri. 
     Hari demi hari kulewati seperti biasa, seperti biasa dalam arti yang sesungguhnya. Karena merasa hidup memang sudah sepantasnya seperti itu. Lucu ketika aku bertanya pada orang-orang mengapa hati bisa menipu? Kenapa kita bisa jatuh cinta begitu mudah? Aku sampai berpikir apakah benar-benar ada wanita yang mau menemani pria mendaki puncak kesuksesan bersama? 
   Pikiran bergejolak, seolah mengingat masa lalu ibuku pernah berkata "Jika kamu mendapat kesuksesan, mereka yang akan mencarimu" setelah aku sadar bahwa itu logika klasik meskipun lahir dari keresahan dari seorang ibu rumah tangga yang sudah dua kali menikah. Dua kali, meskipun yang pertama dari aku lahir hingga saat tulisan ini ditulis pun aku belum pernah berbicara langsung dengan Ayah kandungku sendiri, meskipun gosip keluarga mengatakan "Ayahmu meninggal" tapi sayangnya aku tak percaya gosip yang datang dari semua lini. 

   AKU hanya percaya jika pria tak "Pantas" wanita tidak akan "Puas". Terserah kalian mau mengartikan kalimatku seperti apa, tapi kurasa kita semua sepakat. Pastikan saja anda benar-benar pada jalan yang benar. Kerja yang bagus? Gaji yang lumayan? Wanita dengan paras ayu? Bisa kudapat jika sudah "Pantas". Namun sayangnya tidak semua mereka (Baca;Wanita) tahu perjalanan menuju "Pantas" itu tidak mudah. 
    Aku jadi ingat kisah unikku dalam mengejar "Pantas" dalam karir. Aku sama sekali tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Putri. Ia menghubungiku begitu sering karena dua hari lagi akan ada tes CPNS disalah satu tempat yang aku ikuti tentunya, namun setelah ia tau aku tak lulus ia menghilang. Hingga sekarang itu menjadi pembelajaran bahwa pria harus menjadi "Pantas" agar mereka "Puas". Puas dalam materi, puas dalam hal menyombongkan pada orang-orang bahwa "Prianya" adalah seorang sukses yang ulung yang bahkan mereka tidak tau menau betapa sulitnya menggapai "Pantas". 
     Mungkin beda cerita kalau kalian sudah menggapai kesuksesan bersama-sama. Ah, kadang aku iri dengan beberapa teman. Sepasang kekasih yang bekerja di Instansi yang sama, berjodoh disana, menggapai kesuksesan bersama-sama. Pasti bahagia, bukan. 

   MELALUI tulisan ini, saya berharap akan ada jalan yang tepat untukku menggapai "Pantas". Setelah bulan depan aku sudah benar-benar mengakhiri karirku dikampus. Banyak sebenarnya ucapan rasa sukurku yang mungkin tak sempat tertulis di Kata Pengantar. Melalui tulisan ini pula aku ingin mengucapkan Terima kasih.

   TERIMA kasih pada Badan Eksekutif Mahasiswa 2014-2015. Aku dapat belajar banyak hal disana. Teman, Logika baru sampai adu argumen tentang bagaiman membuat secangkir kopi yang nikmat. Setelah dua kali namaku masuk dalam calon Ketua BEM yang baru, aku sadar kesempatan pertama (jika) benar-benar terpilih aku siap untuk bersuara lebih, namun sayang karena masih cukup muda (semester) aku hanya jadi dibalik layar. Setelah yang kedua benar-benar gagal total karena sudah cukup tua (semester) untuk maju menjadi Ketua BEM.

     TERIMA kasih pada Bonnie Soeherman untuk buku Jendral Kampus, yang sudah saya baca dua kali. Sayangnya aku baru tau buku itu saat setelah pulang dari KKN yang tanpa kusadari apa yang tertulis dibuku itu tentang bagaimana berkarir di kampus, benar-benar kurasakan. 

    TERIMA kasih pada Freddy Rangkuti untuk buku Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jika tanpa disuruh dosen, mungkin uang untuk membeli buku itu saya pakai untuk membeli siomay, teh gelas dan rokok. 

Bloggerku tersayang. Ah, sebelum tulisan ini dibuat aku benar-benar melongo, ide cerita ada tapi mata dan tangan sedang tidak senyawa. Alhasil, aku menatap lama kertas kosong blog ini. Ingat saja mulainya 1.12 WIB yang selesainya 2.17 WIB. Mari kita "Pantaskan" diri untuk mereka yang haus akan "Kepuasan Pribadi". Sukur-sukur ada wanita yang mau menemanimu sampai puncak kepantasan diri. 

Saya Guntur "Koala Hitam" Oktama STIE-GK 2014 pamit. Salam "Pantas".
Keep Calm and stay Positive Prespective.

NB: Wisuda nanti jangan ada yang ngasih selamat "Selamat datang di dunia kerja". Maaf bung, saya kenapa kuliah telat, karena saya kerja duluan dari antum. 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More