PANTI jomblo
terbuka bagi siapa pun yang kehilangan harapan CINTA.
Ya
harapan yang hilang setelah putus dari pacar, atau habis di PHP. Kalau biasanya
panti asuhan adalah tempat dimana anak di asuh karena yatim piatu, lalu panti
jompo adalah tempat orang yang sudah lanjut usia dan panti jomblo adalah tempat
dimana mereka yang kehilangan harapan (cinta).
Gue
akan jelasin 7 kebiasaan buruk para jomblo, dan bagaimana penyelesaianya dan ini sudah pernah di jelaskan di
salah satu akun di twitter.
1. Negative
thinking.
Misalnya, kalau pas lagi jalan
sendiri, lalu ada yang tanya (temen kerja atau temen sekampus lain jurusan)
mereka bertanya.
‘kok sendiri?’ langsung deh reaksi si-jomblo seperti ini.
‘sudah tau sendiri, pake tanya-tanya. Mentang-mentang gue
jomblo, nyindir ya?!’.
Atau suatu kali ngelihat ada orang lain yang ngelihatin
si-jomblo : ‘kenapa sih lihat-lihat, aneh ya karena gue jomblo?’.
Padahal pertanyaan pertama tadi “kok sendiri?” itu kan
pertanyaan standar, orang yang pengen tanyatapi nggak tau mau tanya apaan. Cuma
basa-basi. Nggak ada maksud apa-apa. Malah kalo tanyanya “kok berdua”? atau
“sama siapa”? jadi aneh bin konyol. Sudah jelas sendiri pake tanya “kok
berdua”? segala.
Dan orang yang ngelihatin bisa saja karena rasa-rasanya
kok kenal, atau kagum sama tahi lalat di pipinya. “hoki bener tuh orang ada
tahi lalat di pipinya. Coba kalo tahi kebo atau tahi kucing, kan jelek “- jadi
nggak ada kaitanya sama kejombloan kita.
Begitulah
kalau sudah di kuasai pikiran negatif. Segala sesuatu disikapi secara negatif.
Ibarat orang pake kaca mata hitam, semua yang dilihatnya jadi serba hitam, lalu
bagaimana cara mengatasinya? Tidak ada cara lain, selain ganti kaca matanya
dengan kacamata yang lebih terang. Jangan salahkan objek yang kita lihat.
2. Citra diri yang negative
"Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak belet. Lha nilai kuliah aja gak pernah bergeser dari C dapet B tuh untung. A wah ajaib bener, anugrah mu deh, mana ada yang mau sama gue. Seandainya saya jadi orang lain pun, nggak bakalan kok, saya mau punya pacarkayak diri saya begini".
Padahal gambaran kita tentang diri kita sendiri akan sangat berpengaruh terhadap pikiran, perasaan dan sikap hidup kita.
"Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak belet. Lha nilai kuliah aja gak pernah bergeser dari C dapet B tuh untung. A wah ajaib bener, anugrah mu deh, mana ada yang mau sama gue. Seandainya saya jadi orang lain pun, nggak bakalan kok, saya mau punya pacarkayak diri saya begini".
Padahal gambaran kita tentang diri kita sendiri akan sangat berpengaruh terhadap pikiran, perasaan dan sikap hidup kita.
3. Rumput tetangga kelihatan
lebih hijau
"Duuhh, enak nian punya pacar kayak dia, kemana-mana ada yang nemenin. Ada yang perhatiin ada yang di perhatiin. Ada shoulder to cry on. Malam minggu nggak cengo sendiri di rumah. Lonely. Bisa ngerasain Dag Dig Dug serr tiap nunggu si Doi. Kapan pun dan dimana pun. Ada yang bisa selalu di call. pokoknya asik deh."
Jadi nganggepnya hidup orang lain tuh lebih enak, lebih baik, lebih nikmat, lebih segalanya lalu kita berandai-andai ; Seandainya hidup kita kayak dia, dunia kita kayak dunia dia. Seolah kita nih barubahagia kalo kayak dia. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri. Padahal mana ada sih orang yang hidupnya selalu senang.
Siapapun pastilah punya senang dan susahnya sendiri. Punya pacar nggak melulu enak kok. Kadang ada sebelnya juga. Kadang bisa jengkol, eh.. jengkel dan strees juga. so, jangan heran kalau sudah punya pacar pun harus bisa mikir begini ; "Duuhh, enak nian ngejomblo bebase sebebas burung di udara, asyike seasyik ikan di laut. Nikmate senikmat udang rebus mang makmur sambel kacangnya itu loh.... uueeenaakkee poll.... (nah, apa coba hubunganya?! hehehe).
"Duuhh, enak nian punya pacar kayak dia, kemana-mana ada yang nemenin. Ada yang perhatiin ada yang di perhatiin. Ada shoulder to cry on. Malam minggu nggak cengo sendiri di rumah. Lonely. Bisa ngerasain Dag Dig Dug serr tiap nunggu si Doi. Kapan pun dan dimana pun. Ada yang bisa selalu di call. pokoknya asik deh."
Jadi nganggepnya hidup orang lain tuh lebih enak, lebih baik, lebih nikmat, lebih segalanya lalu kita berandai-andai ; Seandainya hidup kita kayak dia, dunia kita kayak dunia dia. Seolah kita nih barubahagia kalo kayak dia. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri. Padahal mana ada sih orang yang hidupnya selalu senang.
Siapapun pastilah punya senang dan susahnya sendiri. Punya pacar nggak melulu enak kok. Kadang ada sebelnya juga. Kadang bisa jengkol, eh.. jengkel dan strees juga. so, jangan heran kalau sudah punya pacar pun harus bisa mikir begini ; "Duuhh, enak nian ngejomblo bebase sebebas burung di udara, asyike seasyik ikan di laut. Nikmate senikmat udang rebus mang makmur sambel kacangnya itu loh.... uueeenaakkee poll.... (nah, apa coba hubunganya?! hehehe).
4. Berselubung Topeng
Nggak jujur dengan diri
sendiri. Nggak apa adanya. Contoh, (gaya selebritis; kemayu dengan sikap yang
bertutur diatur) ; “aku emang belum mau pacaran kok suer, masih ingin sendiri”
padahal sebenarnya; aku belum ketemu yang aku mau. Yang ada, aku mau dia nggak
mau, atau dia mau akunya yang nggak mau.... mau muntah kalo liat aku.
Padahal apa salahnya bilang,
“aku bukanya nggak kepengen, tapi belum ketemu yang pas”. Titik. Kalau
bilangnya; “belum mau pacaran, masih pengen sendiri”. Besok atau lusa ketemu
yang cocok, nah lo baru “NYAHOOK”. Malu kan mesti jilat ludah buaya. (ludah
sendiri udah biasa).
Contoh 2 (gaya politisi;
kemaki, dengan sikap bertutur dan tidak diatur) ; “Gue naksir sama dia???!!!!
Idihhh amit-amit. Sorry ya, dibayar goceng pun gak bakal gue ambil” padahal
sebenarnya; aku sih okelah sama dia, tapi dianya cuek banget. Benci deh aku
(dengan gaya genit ala Tessy).
Padahal apa salahnya bilang
“dianya cuek begitu, mana berani gue” Titik. Kalo bilangnya “amit-amit, dibayar
goceng pun gue gak mau”. Dan ternyata dia naksir kita. Cuma karena dia punya
kemaluan gede (baca;pemalu) jadinya dia pasang sikap cuek bebek, sok cool. Nah,
gimana coba kalo gitu?! Masak mau ikut-ikutan selebritis ngejilat ludah buaya.
So, tanggalkan topeng itu. Apa
adanya sajalah, tapi ya, jangan vulgar, mengobral atau norak. Jujur dengan
elegan gitulah.
5. Hanyut terbawa perasaan
Merasa kasihan dengan diri
sendiri, seakan dengan ke-Jomblo-an itu,dia menjadi orang paling malang di
dunia. Makan jadi nggak enak (apalagi sayurnya basi, kurang garam pula) tidur
nggak nyenyak ( AC mati
nggak ada listrik, banyak nyamuk lagi, lengkap deh penderitaanya).
Nyanyinya aja pun lagu Crisye
; “Di malam yang sesunyi ini, aku sendiri, tiada yang menmani.... Sroot Sroot
(nyedot ingus) akhirnya kini kusadri dia telah pergi, tinggalkan diriku......
pufz pufz (buang ingus pake lengan baju). Nanan niinininini nnnanaannneeeiiiii
(bagian ini nggak hapal). Mengapa terjadi kepada diriku, aku tak percaya, kau
telah tiada.... (tersiak) haruskah ku pergi tinggalkan dunia. (lalu nangis
sejadi-jadinya).
Selanjutnya no comment. Lagian
orang yang terhanyut oleh aneka rupa perasaan susah sedih sebetulnya kan nggak
butuh kata-kata, ia lebih butuh empati dan simapti (bukan kartu As atau juga
IM3).
6. Memaksakan kehendak
Cara halus ; “hi cewek, godain
kita dong!”
Cara exstrem ; (sambil
melotot, satu tangan berkecak pinggang, satunya lagi megang kampak siap di
timpukin). Atau, “hi cewek, kita godain ya”.
Lebih exstrem ; (sambil
memiting nenek-nenek yang kebetulan lewat, dan menodongkan pistol ke
keningnya).
Cara kasar ; “apapun yang
terjadi gue harus dapetin doi, biar gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit
bergoyang. Pokoknya harus dan kudu”.
Cara exstrem ; (bayar
segrombolan preman untuk menculik si doi, lalu dengan gaya Kung Fu Bruce Lee
datang menyelamatkanya).
Atau, “saya nggak bisa hidup tanpa
doi. Udahlah saya mau mati aja! Mana tali mana tali, saya mau gantung diri”
Cara exstrem ; “Bunda hidup
ini kejam. Kembalikan saja aku ke rahimmu!” nyokap bilang “segede gimana
masukinya bego. Atau “Marilah kepadaku semua yang letih, lesu dan membutuhkan
kehangatan, aku akan memberikan diriku seutuhnya.
Cara exsterem ; (DISENSOR)
karena cara yang digunakan sudah diluar jangkauan.
Dan kalo berdoa, pasti doanya
gini; “Tuhan, kalau dia jodoh saya, dekatkanlah. Kalau dia bukan jodoh saya,
jodohkanlah, tapi kalo nggak bisa jadi jodoh saya, biarkan dia nge-Jomblo
seumur hidup, Amin”.
Padahal segala sesuatu yang terkesan dipaksa (apalagi
soal jodoh), pasti akan lebih banyak buruknya dari pada baiknya. Usaha tentunya
nggak salah, lo punya keinginan silahkan. Tapi iringilah itu dengan penyerahan
diri kepada Allah SWT.
“bukan
kehendakku yang jadi, melainkan kehendak-Mu”. Dengan berserah diri, hidup akan
terasa lebih ringan, tuhan tau apa yang terbaik buat kita.
7.
Sirik
Orang
manado bilangnya mangiri. Alias iri dengki. Nggak senang melihat orang lain
senang. Senangnya ngejelek-jelekin dan ngecil-ngecilin kebaikan orang lain.
“alllaah dia sih piala bergilir, liat aja bentar lagi
bakalan pindah ke pelukan orang lain, gue sih amit-amit dapetin dia”.
“Eh lu tau nggak, dia itu kan bekas pacarnya saudara gue,
nah kata temen gue, temen gue dari saudaranya, saudarnya dari temenya yang
mantanya dia itu, dia pernah terlibat narkoba tuh, pernah digerobak polisi.. eh
digerebek polisi segala. Ortunya sampe ngejual rumah buat ngebebasin dia dari
penjara”.
Padahal
ke-Sirik-an itu hanya akan makin buruk dimata orang lain. Dan pasti di mata
Allah juga, jadi nggak ada faedahnya.
0 komentar:
Posting Komentar