Minggu, 27 Oktober 2013

Orang India adalah mahluk berbulu lebat part 2.



Gue mau sedikit cerita soal malam minggu kemaren. Yah, sebagai jomblo sejati nan setia.... Setia pada kejombloanisasionalisme *kalo lidah lo patah langsung diurut ya*

Kan malam minggu kemaren ada El Classico. Gak tau gue ngerasa kalo malam minggu yang satu itu agak sedikit berbeda, gak tau kenapa. Rasanya kaya bukan malam minggu, mungkin karena efek El Classico atau karena guenya aja yang kelamaan jomblo. Ahh. Bodo amat. Tapi yang paling sedih Real Madrid kemaren kalah. Sayang banget. *woy kampret, lo kan Juventini, kenapa kasian sama Madrid*
Ya kita kan Respect no Rasiscm. Udah deh jangan ngebahas soal itu lagi.

Gue mau sedikit share pengalaman gue waktu gue kerja di tambang batu bara tahun lalu.

Gue mau berbagi soal berbagai macam orang yang gue temui disana. Memang banyak banget orang-orang dari berbagai pulau kumpul jadi satu mes.Gue ngerasa waktu itu udah kaya tidur diatas peta.

Dari yang paling sedikit dulu yaitu, Palembang. Yap, sebagai pemegang kota tertua di Indonesia, Palembang adalah yang paling sedikit tinggal di mes hanya satu orang. Itupun dia sudah resign 3 hari gue kerja disana. Alhasil orang palembang secara tragis musnah di mes tambang gue.

Lanjut yang diatas paling sedikit yaitu, Padang. Provinsi yang terkenal dengan Malin Kundang ini cukup mendominasi di mes, khas suara lantang ala jualan pakaian di pasar bak menjajakan pakaian saat sedang berjualan. Tapi sayangnya gue gak terlalu dekat dengan mereka meskipun gue sempet membeli sepotong pakaian dalam yang dia jual ke gue.

Lanjut paling banyak nomor dua yaitu, Jawa. Bicara soal jawa, lo mau pilih jawa mana ? Jawa Tengah ? Jawa Barat ? Jawa Timur ? Di mes ini ada semua. Yap, Provinsi ini cukup banyak di mes. Ada orang Jawa Timur yang bisa bahasa Jawa Barat. Sampai Orang Jawa yang bisa berjualan seperti orang Padang. *gak yang itu gak ada sih sebenarnya* Namun sayang gue hanya garuk-garuk kepala ketika mereka sedang berkumpul sesama Jawa. Namun meskipun terkendala bahasa, lambat laun gue pun bisa bahasa Jawa sedikit demi sedikit, seperti. Piye Kabare yang saat itu gue gabungkan dengan logat medan.

Dan yang terakhir orang yang paling banyak di dalam mes adalah..... *jengjengjengjeng*

Ladies and kurang Gentelment, wanita yang ment dan supermen kecebur semen. Siapa lagi kalo bukan orang. Medan. Yap. Gue masih bisa terima jika orang medan itu asli dan tak berbulu lebat. Tapi yang satu ini, mereka keturunan India yang tinggal di medan. Jika dilihat-lihat memang waktu itu gue merasa seperti tidur diatas peta.

India keturunan Medan atau Medan keturunan India. Gue gak terlalu tau. Yang gue tau, sebelum mereka berangkat kerja, pagi. Kita disuguhkan nyanyian khas India yang ternyata mereka sedang melakukan sembahyang. Dan yang gue tau juga setiap pagi jika anda melihat orang India selesai sembahyang jidat mereka di colek dengan benda semacam kapur bubuk yang di fermentasikan. Ada warna putih dan merah. Dan yang gue tau juga, jika anda mendengar lagu India, segeralah cari pohon agar terlihat dramatis atau mendalami lagu tersebut.

Gue cukup dekat dan tau sedikit budaya mereka saat gue satu mes dengan mereka. Seperti orang dari pulau-pulau lainya. Gue pun sempet berkenalan dengan orang India kettrunan Medan atau Medan keturunan India. Badan kecil, jalan setengah kondoran. Namanya gue samarkan menjadi "SS". Seorang pecinta burung ini pernah suatu hari yang panas membuka pakaianya dan menunjukan beberapa kotak di perutnya *gak dia gak sixpack kok*orang dia kurus*

Setelah gue melihat betapa hitamnya kulit dia, ada satu hal yang mengganggu mata gue, yaitu. Bulu yang melekat pada Indianus (baca; orang India) ini.

Sangat lebat. Bulu dada yang gue rasa nyambung ke bulu ketek itu gue pikir imitasi. Ternyata itu asli saudara-saudara. Menyeramkan. Kumis ? Lo nanya soal kumis ? Pak raden yang sampai saat ini belum ada yang menandingi lebatnya kumis beliau, ternyata ada orang yang mampu lebih lebat dari sekadar Pak Raden yaitu Indianus.

Mereka sedikit mendeskripsikan bagaimana bentuk manusia jaman dahulu kala.

Begitulah beberapa hal absurd yang gue alami di sana. Shock gue setelah gue memutuskan untuk resign. Gue berharap gak kembali kesitu lagi.

CS : Gue sedang ikut lomba nulis Blog di salah satu majalah online Jambi, doain gue menang ya. ;)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More