Dear Blogger.
Cieee malam minggu terakhir, besok lusa udah mulai puasa terus gak
ketemu sebulan karena takut dosa.
Sekarang kita memasuki akhir bulan sya'ban. Atau lebih tepatnya,
ini malam minggu terakhir kalian. Ya betul kalian, karena cuma kalian yang
ngerasiain malam minggu, gue sih enggak. Gue kemaren malam minggu gue, sama
pocong, kuntilanak dan gunderwo. Iya malam jum'at kemaren gue malam minggunya.
Nah kalo yang normal malam minggunya sekarang ya.
Gimana malam minggunya, serukah, maniskah atau tragiskah. Siapa
tau ada yang di putusin malam ini, terus gak bisa puasa bareng dan lebaran
bareng.
Malam minggu ini yang terakhir ya, jadi untuk malam minggu depan
lo jangan kerumah pacar lagi, yang ada lo malah kepergok RT dan lo di paksa
nikah. Jadi.
Back to topic.
Jadi, pagi tadi gue pergi ke Jambi. Buat daftar masuk kuliah. Ya
masuk kuliah, tidak ada kata tua dalam menuntut ilmu kan ?
Umur boleh tua tapi wajah tetep... Tua.
Dengan bantuan editor gue Rian. Penulis dan editor harus satu
chemistry. Jadi gue bakal satu kampus sama editor sandal gue (bukan handal).
Sempat di ajak masuk ke dalam kelasnya Rian, karena dia ada perlu
juga. Dengan insting penulis gue, penulis dan editor harus saling berdekatan
terus kecuali pas masuk WC.
Rencananya hari ini gue mau nerbitin buku perdana gue, dengan
wajah ngotot guye datang ke media untuk nerbitin buku yang gue tulis sendiri.
Orang media : ada apa mas ?
Gue : saya mau nerbitin naskah. *wajah ngotot*
Orang media : naskah apa mas ?
Gue : ini mas naskah saya "secangkir kopi"
Orang media : disini gak nerbitin buku menu cafe mas.
Gue : bukaaaan bego, ini naskah saya "secangkir kopi"
Orang media : oh, boleh saya baca dulu mas ?
Setelah gue kasih naskah gue, orang media itu langsung membaca
naskah gue.
Dia buka selembar, dua lembar dia ketawa. Wuiihihihihi.
Orang media : oke mas, saya kabari 3 minggu lagi, apakah naskah
mas Guntur layak untuk di bukuan
Gue : baik, saya akan tunggu *muka ngotot*
Orang media : mas boleh pulang
Gue : lo ngusir ??
Hening.
Akhirnya gue tunggu selama 3 minggu dan gue beneran di telpon,
orang media bilang "mas Guntur buku kamu yang berjudul secangkir kopi
sudah ada di toko buku" gue jadi kesenengan. Akhirnya impian gue jadi
penulis terwujud dengan terbitnya buku perdan gue. Tanpa pamrih gue
langsung ke gramedia, gue lihat di tumpukan buku baru gak ada, di tumpukan buku
novel juga gak ada. Gue bersimpuh jangan-jangna di buku majalah kuliner.
Gue tanya sama mas pramuniaganya.
Gue : mas disini ada jual secangkir kopi gak
Pramuniaga : disini bukan cafe bego
Gue : bukan. Buku saya yang berjudul secangkir kopi
Pramuniaga : Oya ya saya tau.
Dan akhirnya gue di bawa ke tumpukan buku gue. Tapi kenapa badan
gue terasa ada yang aneh, kenapa goyang-goyang. Ada yang dorong-dorong badan
gue. "mas-mas jangan tidur disini mas".
Astagfirulloh. Dimana gue. Ternyata gue sudah dalam perjalanan
pulang kerumah di dalam angkot gue ketiduran dan gue mimpi. Gue celingak
celinguk kaya wanita yang gampang cepet hamil.
Ternyata yang duduk disebelah gue adalah cewek, dan gue ketidurang
di pundak cewe itu.
Masya allah.
Cewe : *tepok2 pundak gue dan mengangkat tangan seolah ingin
berhenti*
Gue : *terbangun dari mimpi indah lalu celingak-celinguk* Oh maaf
mbak maaf
Cewe : *senyum2*
Dan ternyata gue cuma mimpi, mimpi nerbitin buku. Gue bakal tanya
sama mbah mimpi nanti di Twitter pertanda apa mimpi ini.
PS : Jangan sekali2 tidur didalam angkot, atau anda akan mimpi.
CS : Untuk cewenya untung gue gak ngiler di pundak dia, sampai itu
terjadi. Gue pacarin dia langsung sebagai tanda maaf gue.
0 komentar:
Posting Komentar